Memasuki bulan Desember menjadi bulan tersibuk bagi para aktivis yang
ingin berpatisipasi dalam Pemilu Raya ( PEMIRA ). Pesta demokrasi terbesar di
kampus IKIP PGRI Semarang inilah melahirkan pemimpin-pemimpin yang mencoba
menjadi pembaharu. Jangan biarkan kita hanya menjadi penonton tanpa peduli sama
sekali. Selamat untuk mahasiswa FPMIPA, belajar berdemokrasi!.
Kampus sebagai miniatur sebuah negara dengan basis kepemimpinan yang dipegang
oleh seorang Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa menjadi pilar utama
keteladanan, dicalonkan dengan sistem partai tidak akan menimbulkan perubahan
yang besar ketika yang terpilih hanya menjadi pemain penggembira dalam partai.
Bagaimanapun peran partai yang mengikat akan menjurus ke golongan tertentu.
Inilah yang harus dibuktikan, sistem partai masih efektif dan tepercaya.
Sistem partai yang tetap dipertahankan meskipun wacana Presiden dan Wakil
Presiden independen ( non partai ) telah muncul sekian lama, hanya saja wacana
tanpa eksekusi hanya menjadi isu liar. Dengan sistem non partai memberikan
kesempatan bagi semua mahasiswa yang pernah atau belum berpengalaman
berorganisasi menduduki amanah tertinggi ini, Presiden dan Wakil Presiden.
Sensasi Pemira dengan dua sistem bisa menjadi terhangat dan wajib di ikuti.
Bagaimana respon mahasiswa terhadap PEMIRA yang ada di kampus tercinta
ini? Apakah mereka sudah menggunakan hak pilihnya atau malah justru menutup
mata, tak peduli sama sekali? Bisa dilihat ketika tim sukses berkampanye,
mahasiswa hanya berlalu lalang tanpa memperhatikan. Urgensi bedah visi misi
calon presiden dan wakil presiden hanya tontonan para pendukung. Seharusnya
PEMIRA milik semua mahasiswa, bukan segelincir mahasiswa yang memiliki
kepentingan saja.
Sikap mahasiswa yang apatis diakibatkan tidak adanya pengaruh yang
ditimbulkan oleh PEMIRA, Presiden dan wakil presiden terpilih pun berkontribusi
tanpa dirasakan semua pihak. Pembuktian terhadap mahasiswa apatis harus
dilakukan karena mengakibatkan demokrasi
tidak akan berjalan dengan semestinya. Tugas yang berat untuk menarik
mahasiswa berpatisipasi minimal datang ke TPS yang telah disediakan KPRM.
Melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa untuk memilih pemimpin yang amanah
adalah tugas yang bersama. Jangan salahkan siapapun ketika kecewa atas kinerja
pemimpin, karena kita sendiripun tidak cermat menentukan pilihan terbaik.
Siapapun yang terpilih kita harus mendukung meskipun tidak sesuai dengan
pilihan. Memberikan kesempatan menjadi pembaharu di kampus kita menjadi lebih
baik. Amanah tersebut diberikan mahasiswa yang bukan apatis. Mahasiswa yang
mampu menentukan sikap yang jelas. Memilih. Tanpa disadari mahasiswa akan
digiring tidak bersikap apatis terhadap lingkungannya, memahami dinamika di
masyarakat dan menjadi solusi terhadap masalah bangsa. Disinilah kampus
tercinta IKIP PGRI Semarang, tempat kita mencurahkan semua potensi sebelum
menjadi alumni yang membanggakan.
Jangan biarkan kita memilih bersikap apatis, karena itu bukan pilihan
terbaik. Ayo tentukan pilihan!!!
(untuk majalah MIPA__dibuat lagi PEMIRA...)
0 komentar:
Posting Komentar